Foto: kondisi Erina.
Sukabumi||jatenggayengnews.com – Ditengah badai ekonomi yang melanda keluarga AP (38) dan TN (35), putri bungsu mereka, Erina Putri Nurcaya (1,1), menghadapi ancaman kekurangan gizi. Dengan berat badan 8,5 kg, Erina berada di ambang bahaya jika kondisi ekonomi keluarganya tidak segera membaik.
Sang ibu, TN, mengungkapkan bahwa Erina pernah mengalami sakit serius hingga menolak makanan tambahan dan ASI. Kekhawatiran semakin memuncak ketika ditemukan benjolan di sekitar anus Erina yang memerah dan membesar saat ia demam. Sayangnya, keterbatasan dana membuat mereka tak mampu membawa Erina ke dokter, terlebih karena mereka tidak memiliki BPJS.
Kepala Puskesmas Girijaya, Masriyadi, S.Kep.Ners. MM., menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi keluarga ini. Meskipun berat badan Erina saat ini masih dalam kategori normal, kurangnya asupan gizi seimbang dapat berdampak serius dalam jangka panjang, termasuk risiko stunting. Sebagai bentuk perhatian, pihak Puskesmas akan melakukan kunjungan gratis untuk memeriksa kondisi Erina.
Kesulitan ekonomi keluarga ini semakin diperparah setelah AP kehilangan pekerjaannya, dan TN, seorang pengrajin layang-layang, tidak lagi mendapatkan penghasilan akibat hasil kerajinan yang tidak laku. Beban mereka kian berat dengan lilitan utang di koperasi dan bank harian, hingga terpaksa menghindar dari penagih. Bahkan, mereka harus bergantung pada pemberian tetangga untuk sekadar makan.
Kisah memilukan ini mengungkap realitas pahit yang masih dihadapi sebagian masyarakat di tengah tekanan ekonomi. Harapan besar tertuju pada bantuan dari berbagai pihak untuk meringankan beban keluarga AP dan TN agar Erina dapat tumbuh sehat dan kuat.