SURABAYA || jatenggayengnews.com – Audrey Yu Jia Hui, seorang gadis jenius asal Surabaya, berhasil menamatkan jenjang pendidikan SMA pada usia yang luar biasa muda, yaitu 13 tahun. Dengan kecerdasannya yang sangat tinggi, Audrey berhasil menyelesaikan sekolah dasar hanya dalam waktu 5 tahun, SMP dalam 1 tahun, dan SMA hanya dalam 11 bulan. Namun, meskipun prestasinya mengesankan, perjalanan hidupnya tidak selalu mulus dan penuh tantangan.
Kecerdasan Audrey yang luar biasa sempat membuat keluarganya kewalahan. Di usia yang masih sangat muda, ia sempat dibawa ke dokter jiwa karena dianggap memiliki gangguan mental akibat kepintarannya yang dianggap tak biasa. “Audrey benar-benar anak ajaib. Dia tidak hanya cerdas, tapi juga memiliki keinginan kuat untuk mencapai tujuan hidupnya,” ungkap Rudi Kurniawan, yang menulis kisah hidup Audrey di akun Facebook-nya. Meskipun demikian, kecerdasan yang dimiliki Audrey justru membuatnya terkucilkan di masyarakat. Teman-teman sebayanya merasa dirinya aneh dan sulit untuk diajak bergaul.
Pada usia yang masih sangat muda, Audrey sudah mengalahkan rekor, termasuk skor TOEFL tertinggi di usia 10 tahun dengan nilai 573, yang tercatat dalam rekor MURI. Selain itu, di usia 11 tahun, Audrey mampu menghafal kamus Indonesia-Inggris setebal 650 halaman. Namun, meskipun memiliki bakat luar biasa, ia tetap merasa terasingkan, bahkan ibunya sempat memarahinya karena cita-citanya yang tidak biasa, seperti ingin menjadi tentara dan pahlawan.
Masalah besar muncul ketika Audrey mencoba untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Tidak ada universitas di Indonesia yang bersedia menerima mahasiswa berusia 13 tahun, meskipun kecerdasannya sangat diakui. Hal ini membuat Audrey harus mencari solusi ke luar negeri, dan akhirnya ia diterima di University of Virginia di Amerika Serikat. Di sana, ia mengambil jurusan fisika dan menyelesaikan pendidikan S-1 dalam waktu hanya dua tahun dengan gelar summa cum laude.
Sukses di dunia pendidikan, Audrey melanjutkan kariernya sebagai pengajar bahasa Inggris di Shanghai. Tak hanya itu, ia juga aktif menyusun konsep penerapan Pancasila yang baik untuk diaplikasikan di luar negeri. Keberhasilannya mengajar di luar negeri menjadi bukti bahwa meskipun sistem pendidikan di Indonesia sempat membuat bakatnya tersia-siakan, Audrey tetap bisa menunjukkan prestasi luar biasa.
Seiring berjalannya waktu, Audrey yang kini berusia 30 tahun tidak hanya dikenal sebagai wanita jenius, tetapi juga sebagai pribadi yang mencintai Indonesia. Banyak buku yang ia tulis sebagai bentuk kecintaannya terhadap negeri ini, meskipun banyak orang luar negeri yang menyayangkan bahwa potensi besar Audrey sempat terkubur di tanah airnya.
“Di balik semua itu, saya tetap bangga menjadi bagian dari Indonesia,” ungkap Audrey, yang kini terus berkarya dan memberikan inspirasi kepada banyak orang di dunia. Kecerdasan yang awalnya membuatnya terkucilkan kini justru menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang di luar sana.