Miris….! Surat Rekomendasi BBM Subsidi Solar Nelayan Berlaku “Kalau Ada Sisa”.

Labuhanbatu || jatenggayengnews.com- Pemkab Labuhanbatu melalui Dinas Kelautan dan Perikanaan telah mengeluarkan surat rekomendasi untuk nelayan tangkap ikan mengambil jatah kuota BBM solar subsidi di SPBU 14.227.350 Negri lama, Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhanbatu Sumatra Utara yang di titipkan Pemerintah.
Namun, mirisnya para nelayan tangkap ikan di Kecamatan Panai Hilir sangat susah untuk mendapatkan BBM jenis Solar bersubsidi di SPBU terdekat Negri Lama, ada saja kendala dan hambatan baik itu dari segi premanisme dan jatah kuota BBM yang tidak mencukupi dari SPBU, akbatnya banyak para nelayan yang kecewa dan tidak bisa pergi melaut.

Salah seorang warga sekaligus nelayan tangkap ikan yang meminta identitasnya di rahasiakan oleh tim wartawan mengungkapkan, ” setiap tiga ( 3 ) hari sekali angkutan BBM solar Pertamina yang masuk ke SPBU 14.227.350 Negri Lama, Kabupaten Labuhanbatu Sumatra Utara sebanyak 16000 liter dengan ketentuan 8000 liter untuk BBM solar Non subsidi dan 8000 liter untuk BBM solar subsidi untuk nelayan, namun anehnya, kenapa sangat sulit dan tidak pernah mencukupi jatah BBM subsidi jenis solar atau pertalite untuk nelayan dan masyarakat di SPBU ini yang sering kosong, tanya nya. Kemungkinan jatah BBM Subsdi dari Pemerintah untuk nelayan tangkap ikan sudah di alihkan SPBU ini ke pihak lain atau para mafia pemain BBM di daerah ini, sebut saja H dan R yang sudah lama terkenal dan terkesan kebal hukum dengan kegiatan ilegalnya “, tandasnya.

Ketika hal itu dipertanyakan tim wartawan ke Mandor SPBU Negeri Lama R Manurung mengatakan, ” tidak ada didalam surat Rekomendasi disebutkan jumlah kuota BBM subsidi Pemerintah di SPBU Pertamina Negeri Lama untuk nelayan Sei Berombang Kecamatan Panai Hilir Kabupaten Labuhanbatu.

BACA JUGA  "Ketua PITI Laporkan Dugaan Mafia di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat"

“Surat rekomendasi yang diberikan oleh Ketua HNSI P Saragih kepada SPBU Negri Lama, di situ tidak ada disebutkan berapa jumlah kuota BBM untuk jatah para nelayan tangkap ikan Sei berombang Kecamatan Panai Hilir, tidak disebutkan 8 ton atau 4 ton untuk jatah BBM nelayan tangkap ikan. Kalau ada berapa jumlah kuota BBM nelayan tangkap ikan di surat rekomendasi tersebut, tunjukkan sama saya pak”, ucap R Manurung kesal. Selasa (18/03/2025).

BACA JUGA  Dugaan Praktik Ilegal Bongkar Muat BBM di Pelabuhan Cappa Ujung, Pemerintah dan APH Tutup Mata

Dikatakan Manurung, BBM subsidi jenis solar yang dikirim pemerintah ke SPBU Negri Lama tidak kuota khusus untuk nelayan tangkap ikan, “Kami jual semuanya khusus untuk umum dengan harga subsidi, baik truk angkutan, motor pribadi, kenderaan roda dua dan lainnya ke masyarakat.

“Kalaupun ada untuk nelayan tangkap ikan, itu hanya sisa dari angkutan truk tangki pertamina itu lah yang kita berikan kepada nelayan dengan harga subsidi, kalau khusus jatah minyak solar subsidi untuk nelayan di SPBU Negri lama tidak ada. Tanya saja sama Ketua HNSI berapa ton jatah mereka rupanya untuk nelayan”, ucap Manurung.

Sewaktu disinggung tentang mafia pemain BBM subsidi jenis solar dari pemerintah, didaerah Negeri Lama yang berjarak 1 km dari SPBU, insial H dan R, mandor SPBU R Manurung diam dan enggan menjawab, ” Tidak ada suruhan sama mereka”, ucapnya.

BACA JUGA  Satresnarkoba Polres Boyolali Berhasil Tangkap Dua Pengedar Sabu di Dua Lokasi Berbeda

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sei Berombang Kecamatan Panai Hilir Kabupaten Labuhanbatu P Saragih, sebelumnya mengungkapkan, ” bahwa jatah kuota BBM solar bersubsidi dari Pemerintah ke SPBU Negri lama yang diperuntukan buat ribuan nelayan tangkap perikanan di Sei Berombang Kecamatan Panai Hilir,

Melalui surat rekomendasi Pemkab Labuhanbatu Provinsi Sumatera Utara kepada HNSI, yang di tujukan ke SPBU Negri Lama juga tidak ada guna dan fungsinya, karena jatah kuota BBM solar bersubsidi pemerintah untuk para nelayan di Kecamatan Panai Hilir telah di kurangi SPBU negeri lama, yang biasanya 8 ton, kini tinggal 4 ton, yang tentunya sangat kurang juga.

Sulit mendapatkannya, sehingga pening kita bagi minyaknya pada nelayan yang jumlahnya ribuan, beber P Saragih kesal kepada wartawan, kemaren di Sei Berombang.