Respons TNI Soal Klaim OPM Dapat Bantuan Internet Satelit dari Negara Asing

TNI dan Polri43 Dilihat

JAKARTA || jatenggayengnews.com – Organisasi Papua Merdeka (OPM) mengklaim mendapat bantuan berupa internet satelit dari negara asing untuk keperluan komunikasi. Kepala Pusat Penerangan atau Kapuspen TNI Brigadir Jenderal Kristomei Sianturi menyatakan, bahwa pihaknya tidak memiliki informasi valid ihwal dukungan negara asing terhadap kelompok separatis itu.

Dia berujar, justru negara lain mengakui Papua ialah bagian tak terpisahkan dari Republik Indonesia. “Faktanya seperti itu,” kata Kristomei saat dihubungi pada Selasa, 15 April 2025.

Menurut dia, pernyataan OPM yang mendapat dukungan dari negara asing hanyalah bagian dari propaganda kelompok pimpinan Goliath Tabuni itu. “Propaganda ini kerap dilakukan OPM untuk mengintimidasi masyarakat,” ujarnya.

BACA JUGA  Dukung Ketahanan Pangan, Polres Pasuruan Tanam Jagung di Rembang dan Wonorejo

Adapun Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM Sebby Sambom mengklaim mereka mendapat bantuan berupa internet satelit dari negara asing untuk kebutuhan komunikasi di lapangan.

“Sumbangan untuk juru bicara,” kata Sebby sambil menyebut nama negara dan merek internet satelit saat wawancara daring bersama Tempo pada Ahad, 13 April 2025.

BACA JUGA  Datangi Makodim 0716/Demak, Puluhan Warga Dukung Pengesahan Revisi UU TNI

Dalam kesempatan itu, Sebby menunjukkan satu unit perangkat internet satelit yang digunakannya.

Tempo masih berupaya mengkonfirmasi klaim TPNPB OPM kepada pihak-pihak terkait, selain TNI.

Sebby mengatakan, internet satelit ini kerap digunakan untuk menjalankan tugasnya sebagai juru bicara. Dia berujar, bantuan layanan internet satelit ini penting, sebab adanya larangan bagi media untuk masuk ke wilayah konflik di Papua.

BACA JUGA  Kunjungan Gubernur Jateng Ratusan Anggota Polres Grobogan Lakukan Pengamanan

Sebby tak ingin menjelaskan lebih banyak ihwal cara kelompoknya saling berkomunikasi dari satu wilayah dengan wilayah lain. Namun, menurut dia, kelompoknya yang tersebar di 36 wilayah komando daerah pertahanan (Kodap) dapat memanfaatkan teknologi apa pun untuk berkomunikasi.

“Ini sudah zaman teknologi. TPNPB OPM itu berjuang, berusaha dengan cara apa saja. Bagaimana teknik kirim laporan, berkomunikasi, itu urusan kami,” ucapnya.