jatenggayengnews.com – Seorang sopir angkutan umum rute Kendari–Bombana, Dedy Wahyudi (54), meninggal dunia setelah menjadi korban penikaman brutal yang dilakukan oleh calon penumpangnya. Dedy menghembuskan napas terakhir di ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bahteramas Sulawesi Tenggara pada Senin, 5 Mei 2025, setelah sebelumnya mendapat perawatan intensif akibat luka serius yang dideritanya.
Kejadian tragis ini berlangsung di Terminal Baruga, Kelurahan Baruga, Kecamatan Baruga, Kota Kendari, pada Sabtu dini hari, 3 Mei 2025, sekitar pukul 03.20 Wita. Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban mengalami empat tusukan di dada, satu luka di perut, serta luka sobek di kepala yang diduga akibat pukulan benda keras, kemungkinan batu.
Kematian Dedy Wahyudi meninggalkan duka mendalam tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga komunitas sopir angkutan umum yang sehari-hari mencari nafkah dengan transportasi antarwilayah. Kejadian kekerasan yang terjadi di tempat umum seperti terminal ini pun memicu kecaman dari berbagai pihak.
Lembaga Kajian dan Perlindungan Demokrasi (LKPD) Sulawesi Tenggara mengecam keras peristiwa ini. Direktur LKPD menyebut tindakan tersebut sebagai kejahatan biadab yang tidak boleh dibiarkan begitu saja.
“Penikaman terhadap sopir Dedy Wahyudi di Terminal Baruga adalah tindakan keji yang harus segera ditindak tegas,” tegas Ketua LKPD Sultra, Kamis malam.
LKPD juga menyoroti upaya pelaku yang melarikan diri setelah melakukan penikaman, yang menunjukkan perlawanan terhadap hukum. Pihaknya mendesak Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara untuk segera bertindak cepat menangkap pelaku.
“Kami meminta Kapolda Sultra segera memerintahkan jajarannya untuk segera menangkap dan mengadili pelaku,” tambahnya.
Selain itu, LKPD juga menekankan perlunya peningkatan pengawasan dan keamanan di tempat-tempat umum seperti terminal, pelabuhan, dan bandara. Menurut mereka, tempat-tempat tersebut harus steril dari senjata tajam dan ancaman kriminal lainnya agar masyarakat, terutama pelaku jasa transportasi, dapat bekerja dengan aman.
Kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk menangkap pelaku, dan mereka mengimbau masyarakat yang memiliki informasi terkait pelaku untuk segera melapor. Duka mendalam atas meninggalnya Dedy Wahyudi juga dirasakan oleh sesama sopir angkutan di Kendari dan Bombana. Rekan-rekan seprofesi berharap agar pihak kepolisian segera mengungkap kasus ini dan memberikan keadilan bagi keluarga korban.
Kejadian ini mengingatkan akan pentingnya peningkatan pengawasan dan keamanan di titik transportasi publik yang sering kali luput dari perhatian. Keamanan bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga negara yang harus menjamin hak warganya untuk bekerja dan hidup dengan aman.