Pj Gubernur Jateng Tekankan Semua Elemen Bersinergi Dalam Ciptakan Pemilu 2024

SEMARANG || jatenggayengnews.com – Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., menekankan agar semua elemen berkolaborasi dan bersinergi dalam menciptakan kesuksesan Pemilihan Umum 2024 di Jawa Tengah.

Upaya tersebut tentunya perlu didukung dan dilakukan oleh seluruh elemen penyelenggara Pemilu. Beberapa pihak terkait, seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), peserta pemilu (partai politik, calon legislatif), pemerintah, dan seluruh komponen masyarakat harus turut andil dalam menyukseskan pesta rakyat tersebut.

Menurut Pj Gubernur, ada tiga indikator keberhasilan dalam Pemilu, yakni partisipasi pemilih yang tinggi, tidak ada konflik yang merusak persatuan, serta pemerintahan dan pelayanan masyarakat berjalan tanpa gangguan.

“Menurut saya, ada tiga indikator kesuksesan Pemilu. Itu yang harus selalu kita sosialisasikan dan jaga, agar penyelenggaraan Pemilu nanti sukses,” kata Pj Gubernur dalam sambutannya saat menghadiri Rapat Koordinasi Lintas Sektoral dalam rangka persiapan Operasi Mantap Brata 2023-2024 atau Pengamanan Pemilu 2024 yang diselenggarakan oleh Polda Jateng di Hotel Patra Jasa, Kota Semarang, Selasa (10/10/2023).

Pemerintah memiliki peran penting dalam perhelatan Pemilu, yaitu terlibat dalam penyusunan data kependudukan, memberikan perlindungan hukum dan keamanan, serta melaksanakan kampanye, percetakan, dan distribusi logistik. Selain itu, pemerintah juga berperan dalam penanganan ketenteraman, ketertiban, keamanan, dan menjamin kelancaran pelaksanaan Pemilu, serta menjaga netralitas aparatur sipil negara (ASN) dari pengaruh dan intervensi semua golongan atau partai politik.

Saat ini, diketahui jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di Jawa Tengah pada Pemilu 2024 mencapai 28.289.413 orang, terdiri dari 14.113.893 laki-laki dan 14.175.520 pemilih perempuan. Penyusunan data ini terus dikoordinasikan dengan KPU sebagai penyelenggara Pemilu.

Secara rinci, gambaran pemilih di Jawa Tengah adalah kategori Pre Boomer (pemilih yang lahir sebelum 1945) sebanyak 2,16% atau 611.919 pemilih, kategori Baby Boomer (lahir tahun antara 1946-1964) sebanyak 16,62% atau 4.702.658 pemilih.

Sedangkan kategori Generasi X atau Gen-X (lahir kisaran 1965-1980) sebanyak 28,34% atau 8.017.620 pemilih, kategori Milenial (lahir kisaran tahun 1981-1996) sebanyak 32,05% atau 9.065.832 pemilih, dan kategori Generasi Z atau Gen-Z (lahir kisaran tahun 1997-2007) sebanyak 20,83% atau 5.891.384 pemilih.

“Sampai saat ini, DPT (daftar pemilih tetap) di Jawa Tengah, dari jumlah penduduk sebesar 37 juta pemilih, DPT kita ada 28,3 juta pemilih, tetapi masih fluktuatif, karena masih dapat bertambah atau berkurang meskipun dalam jumlah kecil,” jelas Pj Gubernur.

Adapun terkait dengan pengamanan di Jateng, Pemprov Jateng terus meningkatkan kolaborasi dengan Polda Jateng dan Kodam IV/Diponegoro. Pj Gubernur menyatakan, Jawa Tengah sudah siap untuk melaksanakan Pemilu 2024 dengan aman dan damai.

Pemetaan wilayah rawan juga sudah dilakukan bersama dengan penyelenggara pemilu dan TNI-Polri. Secara umum berdasarkan indeks kerawanan pemilu, Jawa Tengah masuk dalam kategori rawan sedang. Namun, ada tujuh kabupaten/kota di Jawa Tengah yang masuk dalam kategori rawan tinggi, yaitu Kota Semarang, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Magelang, dan Kabupaten Kendal.

“Data dari Bawaslu, Jawa Tengah berada di daerah rawan sedang. Seperti disampaikan Kapolda dan Pangdam, bahwa ketika Pemilu itu, tidak ada daerah aman dan tenang. Semua ada rawannya, kategori rawan sangat tinggi, rawan tinggi, dan rawan sedang. Kelihatannya di sini tenang, tetapi saya ingatkan soal kesiapsiagaan. Rasa aman ini harus betul-betul dijaga untuk menjaga stabilitas Jawa Tengah,” katanya.

Oleh sebab itu, Pj Gubernur berpesan, pemetaan harus terus dilakukan, termasuk mengawasi penyebaran berita hoaks selama tahapan pemilu. Pada Pemilu kali ini, waktu kampanye hanya bersela 75 hari, sehingga memungkinkan adanya manuver dan pergerakan aktivitas kampanye yang sangat masif.

Sementara itu, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan, Operasi Mantap Brata 2023-2024 akan diberlakukan mulai pada tanggal 19 Oktober 2023. Rakor lintas sektoral ini juga bertujuan untuk memantapkan kembali kesiapan pengamanan Pemilu di Jawa Tengah.

Setidaknya akan ada 21.300 personel yang akan dikerahkan untuk pengamanan Pemilu di Jawa Tengah. Jumlah itu nantinya masih ditambah 5.570 personel dari TNI. Personel gabungan itu akan berjaga di 117.299 tempat pemungutan suara (TPS) dan tempat-tempat vital, seperti kantor KPU dan Bawaslu, serta objek vital lain, “hampir 22 ribu personel kita, yang akan tersebar di 117 ribu TPS di Jateng,” katanya.

Luthfi menambahkan, dalam upaya mengantisipasi konflik yang ada di masyarakat, Polda Jateng juga membentuk Satuan Tugas Cooling System yang bertugas mendinginkan atau meredam percikan konflik yang ada di masyarakat. Satgas ini terdiri atas satgas manajemen media, satgas manajemen sosial, dan satgas manajemen kemitraan.