KEBUMEN||jatenggayengnews.com – Puluhan warga Desa Redisari, Kecamatan Rowokele, mendatangi balai desa setempat untuk menggelar audiensi terkait dugaan korupsi dalam pengelolaan dana desa, khususnya program ketahanan pangan tahun 2023. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu, 18 Desember 2024, pukul 09.00 WIB hingga selesai.
Audiensi tersebut dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan warga, Pemerintah Desa (Pemdes) Redisari, Koramil Rowokele, Camat Rowokele beserta stafnya, pendamping desa, BPD Redisari, dan Polres Kebumen.
Warga meminta transparansi terkait pengadaan kambing dalam program ketahanan pangan dana desa tahun 2023. Berdasarkan informasi dan data yang dihimpun warga, terdapat perbedaan mencolok antara harga yang tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan realisasi pembelian.
Selain itu, warga menyoroti adanya bonus sebesar Rp100 ribu per ekor kambing dari pemasok kepada saudara SWH, selaku pelaksana kegiatan (PK). Bonus tersebut diduga memberikan keuntungan berlebih kepada SWH dan menimbulkan kecurigaan terkait pengelolaan dana desa.
“Kami meminta transparansi dalam pengelolaan dana desa, terutama terkait program ketahanan pangan,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Audiensi ini dilakukan setelah klarifikasi sebelumnya pada 17 Desember 2024, di mana terduga SWH sempat mengakui adanya penyimpangan, tetapi tidak menunjukkan itikad baik untuk menyelesaikan permasalahan.
Warga yang tergabung dalam Forum Masyarakat Desa (Formades) Redisari mengaku memiliki bukti-bukti lain yang menunjukkan adanya penyelewengan dana desa. Meski demikian, SWH terus membantah tuduhan warga.
Ketika dimintai klarifikasi oleh media, awalnya SWH merespons, namun kemudian memblokir kontak awak media, yang semakin memperkuat dugaan keterlibatannya dalam kasus tersebut.
Warga Redisari mendesak penegak hukum segera mengambil tindakan terhadap oknum yang diduga terlibat agar kasus ini tidak berlarut-larut dan mencegah kerugian negara serta masyarakat.