Banyumas||Jatenggayengnews.com-Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Banyumas, Suwondo, memaparkan strategi penanggulangan HIV/AIDS di Banyumas dalam audiensi dengan Pj Bupati Banyumas pada Selasa, 12 November 2024, di Sasana Wilis Rumah Dinas Bupati. Dalam pemaparannya, Suwondo menyebutkan bahwa Banyumas memiliki tim pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS yang berfungsi sebagai garda terdepan, yang terdiri dari Fasilitas Kesehatan (Fasyankes), Penjangkau Komunitas, dan Pendamping Orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Suwondo juga melaporkan situasi HIV di Banyumas yang masih menghadapi sejumlah tantangan, antara lain pemahaman masyarakat tentang HIV/AIDS yang masih rendah, yang menyebabkan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA. Selain itu, masih ada tempat hiburan malam yang sulit dikendalikan. “Upaya yang telah dilakukan termasuk layanan VCT mobile bersama Dinas Kesehatan di tempat hiburan malam. Namun, semakin maraknya hotspot kecil dan online yang tidak bisa diawasi,” katanya.
Masalah lain yang dihadapi adalah pandangan sebagian pendidik yang menganggap isu HIV dan IMS sebagai topik tabu, serta penegakan Perda yang masih lemah, terutama dalam menertibkan pekerja seks. Belum semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan sektor terkait terlibat aktif dalam upaya penanggulangan HIV.
Data terbaru menunjukkan ada 3.963 kasus HIV yang terdeteksi di Banyumas pada periode 2019-2024, dengan penambahan 309 kasus pada tahun 2024. Khususnya yang mengkhawatirkan adalah meningkatnya kasus baru pada kelompok usia di bawah 24 tahun (remaja/pelajar), yang tercatat 58 kasus hingga Oktober 2024. Hal ini didorong oleh kemudahan akses internet.
Sebagai langkah tindak lanjut, KPA Banyumas berencana mengadakan sosialisasi HIV/AIDS di kalangan pelajar melalui Kemenag dan masyarakat umum dalam acara Slankers Bersholawat pada 17 November 2024. KPA juga akan mengadakan pendekatan rohani dengan melibatkan ustadz dan tokoh agama melalui khutbah Jumat dan kegiatan lainnya.