Ketapang||jatenggayengnews.com, 6 Desember 2024 – Masyarakat Dusun Batu Kambing, Desa Petai Patah, Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang untuk memprioritaskan pembangunan Jembatan Sungai Sarap dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025.
Jembatan Sungai Sarap merupakan akses vital yang menghubungkan antar desa dan kecamatan. Namun, kondisinya kian memprihatinkan setelah mengalami kerusakan parah dan beberapa kali perbaikan swadaya yang tidak bertahan lama.
Swadaya Tak Cukup, Infrastruktur Terus Rusak
Kepala Desa Petai Patah, Normansyah, menjelaskan bahwa masyarakat telah empat kali memperbaiki jembatan ini melalui gotong royong, bantuan CSR, dan inisiatif desa. Namun, kualitas perbaikan tidak mampu menahan beban kendaraan berat, sehingga aktivitas warga terganggu akibat kerusakan berulang.
“Jembatan ini aset daerah, tapi seolah-olah diabaikan. Kami berharap Pemkab Ketapang memprioritaskan pembangunan jembatan ini dengan standar nasional agar bisa bertahan lama,” ujar Normansyah.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Kerusakan total jembatan telah melumpuhkan akses lintas desa dan kecamatan. Akibatnya, masyarakat terpaksa membangun jembatan darurat agar anak-anak sekolah, pasien, dan kendaraan roda dua tetap bisa melintas. Tokoh masyarakat Dusun Batu Kambing, Suhaimi, mengeluhkan lambannya respons pemerintah terhadap masalah ini.
“Kami sudah membantu dengan melibatkan CSR dan gotong royong, tapi ini hanya solusi sementara. Kami berharap pemerintah segera mengambil langkah nyata untuk membangun jembatan permanen,” tegas Suhaimi.
Harapan pada APBD 2025
Masyarakat Batu Kambing menilai pembangunan jembatan Sungai Sarap harus menjadi prioritas dalam APBD 2025. Infrastruktur ini dinilai sangat penting untuk menunjang aktivitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari Pemkab Ketapang. Masyarakat berharap desakan ini segera mendapat perhatian agar akses infrastruktur yang layak dapat terwujud.