foto: Bripka Seladi
Kisah inspiratif datang dari Bripka (Purn) Seladi, seorang purnawirawan polisi asal Malang, Jawa Timur. Mantan anggota Satlantas Polresta Malang Kota ini dikenal sebagai “polisi pemulung” karena tetap mengumpulkan sampah meski telah pensiun pada 2017.
Bripka Seladi, ayah dari tiga anak yang tinggal di Gadang, Malang, menghabiskan hari-harinya memilah sampah di Ex TPA Lowokdoro untuk dijual kembali. Selama 16 tahun berdinas di bagian administrasi SIM Polresta Malang, ia konsisten menolak segala bentuk suap, meskipun hidupnya penuh tantangan, termasuk menghadapi banyak utang.
“Banyak sekali godaannya, bahkan saya pernah disogok, namun keras saya tolak. Yang terpenting dalam hidup saya adalah rezeki yang halal,” kata Bripka Seladi, seperti dikutip dari SuryaMalang.
Bripka Seladi mengakui, sebelum pensiun, ia memiliki utang kepada tetangganya. Namun, ia berkomitmen melunasi utang tersebut dengan cara yang halal. “Saya dulu banyak hutang ke tetangga kanan-kiri, tapi tetap saya bayar dengan rezeki yang halal,” tambahnya.
Meski kini dikenal sebagai pemulung, Bripka Seladi merasa bangga dan tak pernah malu dengan pekerjaannya. “Saya tidak malu, bahkan anak-anak saya mendukung. Yang penting halal dan barokah untuk keluarga saya,” tuturnya.
Kejujuran dan integritas Bripka Seladi telah menjadikannya teladan. Ia bahkan pernah menerima penghargaan dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian atas pengabdiannya.
Anaknya, Rizal Dimas Wicaksono, kini mengikuti jejak sang ayah dengan menjadi anggota Polairud di Surabaya. Bripka Seladi selalu berpesan agar putranya tetap menjunjung tinggi kejujuran. “Saya berpesan kepada anak saya agar jujur dalam bertugas. Yang penting kerja ikhlas dan bisa makan,” tegasnya.
Dalam peringatan Hari Antikorupsi Sedunia, Bripka Seladi memberikan pesan kepada seluruh anggota kepolisian. “Pesan saya untuk jajaran Kepolisian RI agar bekerja sesuai prosedur dan jujur dalam bertugas. Jalankan apa yang telah dicanangkan oleh Bapak Kapolri dengan benar,” ujarnya.
Kini, di usianya yang ke-47, Bripka Seladi tetap melanjutkan pekerjaannya sebagai pemulung dengan mendirikan gudang di Gadang, Kota Malang, untuk menampung hasil pilahannya. “Yang penting halal dan ikhlas,” tutupnya.