Bahlil Minta Maaf Ada Warga yang Meninggal Usai Antrean Panjang Gas LPG 3 Kg

Tentang Kami36 Dilihat

foto: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan permohonan maaf

Jakarta ||jatenggayengnews.com– Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan permohonan maaf atas insiden yang menimpa Yonih (62), seorang warga Tangerang Selatan yang meninggal dunia setelah mengantre untuk membeli gas LPG 3 kg pada Senin (3/2/2025).

“Kami pemerintah pertama memohon maaf kalau ini terjadi karena ini semata-mata kita lakukan untuk penataan. Yang kedua adalah kita melakukan perbaikan,” ujar Bahlil saat ditemui di Palmerah, Jakarta, Selasa (4/2/2025).

Bahlil menjelaskan bahwa sistem distribusi gas LPG 3 kg yang mengalami kendala dalam beberapa waktu terakhir merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam melakukan penataan. Penataan ini bertujuan untuk memastikan distribusi gas LPG 3 kg dapat merata dan tepat sasaran bagi masyarakat yang membutuhkan.

BACA JUGA  Lantik Pejabat Fungsional, Pj Gubernur Jateng Pesan untuk Jaga Integritas dan Bekerja Cerdas

“Apa yang kita lakukan pagi ini dan malam ini sebagai respons, untuk kita pengin rakyat kita mendapatkan elpiji dengan baik dan gampang,” tambahnya.

Meninggal Usai Mengantre dan Berjalan Kaki

Yonih, seorang lansia yang sehari-hari berjualan sembako, diketahui berjalan kaki sejauh 500 meter untuk membeli gas LPG 3 kg di sebuah agen. Setelah mengantre selama sekitar satu jam, ia berhasil mendapatkan gas tersebut dan kembali ke rumah dengan berjalan kaki.

Namun, dalam perjalanan pulang, Yonih berhenti untuk beristirahat di dekat sebuah tempat laundry. Pemilik laundry yang melihat kondisi Yonih lantas menyarankannya untuk duduk dan beristirahat. Tak lama setelah itu, ia dijemput oleh menantunya untuk pulang ke rumah.
Setibanya di rumah, kondisi Yonih tiba-tiba melemah. Sang adik, Rohaya, yang berada di rumah, mencoba mengajak Yonih berbicara, namun tidak mendapatkan respons. Yonih kemudian pingsan setelah sempat mengucapkan “Allahu Akbar” dua kali.

BACA JUGA  18 Panwaslu Kelurahan Desa Randublatung Resmi Dilantik untuk Awasi Pilkada 2024

Keluarga segera membawanya ke Rumah Sakit Permata, tetapi setibanya di rumah sakit, Yonih dinyatakan telah meninggal dunia.

Menurut keterangan Rohaya, Yonih tidak memiliki riwayat penyakit serius dan selama ini dikenal sebagai sosok yang sehat serta pekerja keras. Yonih bekerja keras untuk menabung demi mewujudkan keinginannya beribadah umrah.

“Dia orangnya rajin, enggak mau diam. Saya sudah bilang enggak usah capek-capek, jualan sembako saja. Tapi dia tetap semangat cari tambahan, katanya buat umrah,” ungkap Rohaya.

BACA JUGA  Kantong Plastik Hilang Muncul Kardus Bekas

Jenazah Yonih telah dimakamkan pada Senin (3/2/2025) sekitar pukul 15.30 WIB. Pihak keluarga masih berduka atas kepergian Yonih yang mendadak.

Respons Pemerintah

Kasus ini menyoroti tantangan dalam distribusi gas LPG 3 kg yang saat ini tengah ditata oleh pemerintah. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memastikan bahwa pemerintah akan terus berupaya memperbaiki sistem distribusi agar masyarakat dapat memperoleh gas LPG 3 kg dengan lebih mudah dan tanpa kesulitan.

“Ini jadi perhatian kita agar ke depan tidak ada lagi kejadian seperti ini. Kami ingin memastikan masyarakat mendapatkan elpiji dengan lebih baik,” pungkas Bahlil. (DLH/CGT